Profil dan Sejarah Rumah Singah Tuan Kadi
Keberadaan Rumah Singgah Sultan Siak atau Rumah Mertua Tuan Kadi (Haji Nurdin Putih) di Jalan Perdagangan ini tidak terlepas dari sejarah Kerajaan Siak, terutama pada masa Sultan Syarif Kasim II. Berdasarkan keterangan dari berbagai narasumber (Tengku M. Thoha, H. Syahril Rais, Anas Aismana), rumah ini merupakan rumah singgah bagi Sultan Siak apabila beliau berkunjung ke Senapelan atau Pekanbaru.
Bangunan Rumah Tuan Kadi di jalan Perdagangan Senapelan ini dibangun tahun 1896. Direnovasi pertama kali tanggal 23 bulan Juli tahun 1928, sampai tahun 2002, masih dalam kondisi sebagaimana renovasi 1928 mengganti tangga dan tiang awalnya kayu diganti dengan batu/semen (Narasumber:....).
Rumah singgah ini dibangun oleh Nurdin Putih asal Pangkalan Koto Baru (Kabupaten 50 Koto), Rumah ini sudah direhab untuk kepentingan pemanfaatannya secara maksimal oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau. Rumah Tuan Kadi ini biasa juga disebut dengan rumah singgah, karena jika Sultan Siak turun dari kapal gato di pelabuhan, maka beliau akan singgah sejenak di rumah Tuan Kadi ini.
Rumah ini menghadap ke Jalan Perdagangan, sementara di belakangnya mengalir Sungai Siak. Saat ini, rumah Singgah berada di areal bawah Jembatan Siak III dan berdekatan dengan terminal lama. Rumah ini berbentuk rumah Melayu. Di tangga rumah tertulis 23-7-1928 yang menunjukkan masa rumah dibangun. Jadi, pembangunannya hampir bersamaan dengan masa pembangun Masjid Raya Pekanbaru tahun 1928.
Rumah Singgah ini juga memberikan gambaran bagaimana kondisi Pekanbaru pada awal abad ke-20, dimana pembangunannya dimulai dari tepi Sungai Siak. Mulai dari penyebaran bangunan (rumah penduduk, masjid, pasar dan makam), bentuk bangunan dan penyebaran penduduk, yang sudah mulai merata di sepanjang tepi Sungai Siak. Disebut rumah singgah, karena tatkala Sultan Syarif Kasim II ke Pekanbaru dan turun dari kapal di pelabuhan, maka Sultan Siak ini singgah sebentar di rumah Tuan Kadi ini.
Di dalam rumah, terpajang berderet di dinding 10 buah foto-foto lama berukuran besar tentang jembatan phonton dan delapan buah mainan gasing. Foto-foto yang menggambarkan suasana Pekanbaru tahun 1960 itu merupakan dokumentasi dan koleksi PT Caltex dan dipasang belakangan di rumah ini. Ada juga foto Sultan Syarif Kasim II. Menurut Kabid Sejarah dan Cagar Budaya, Dra.
Darliana, baik Eksterior maupun interior rumah singgah ini telah direnovasi dengan perhatian yang tinggi dan berhati-hati pada perubahan yang dilakukan selama renovasi, sehingga perbaikan tidak membawa pada kerusakan aslinya.
Saat ini, rumah singgah dilengkapi dengan taman bermain, sehingga pada hari libur dan adanya event seperti festival kuliner melayu, rumah singgah ini menjadi ramai.
Menurut Kepala Bidang Sejarah, Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Dinas Kebudayaan Provinsi Riau, Dra. Darliana, M.IP, baik eksterior maupun interior rumah singgah ini telah direnovasi dengan perhatian yang tinggi dan berhati-hati pada perubahan yang dilakukan selama renovasi, sehingga perbaikan tidak membawa pada kerusakan aslinya.